Kamis, 03 Maret 2016

Drama Bahasa Indonesia Bertema Kejujuran




Nama Kelompok    :    Arulloh Sonja (05)
Ayub Janu Purwita (06)
Dhea Silvia (10)
Diva Suci Arianti (11)
Nuur Maryam Az-zahra (23)
Salma Firda Puspita (26)
Sekar Dwi Fajar (27)
Usamah Faizul Islam (32)
************



 “Sinopsis Drama”


Kebenaran Akan Selalu Menjadi Pemenangnya
             
Keluarga Pak Burhan dan Bu Mira adalah keluarga yang kaya. Mereka tinggal dirumah megah dan besar. Pak Burhan merupakan pengusaha kantor yang sukses, sedangkan Bu Mira merupakan seorang desainer yang ternama. Sayang ditengah kerukunan keluarga Pak Burhan terdapat lika-liku, seperti anak mereka yaitu Clara  dan Kiara. Sikap mereka sangat berbanding terbalik dengan sikap Pak Burhan dan Bu Mira yang ramah dan dermawan.
            Di dalam rumah keluarga itu, terdapat sebuah keluarga yang juga tinggal bersama mereka, yakni keluarga Pak Jontit. Keluarga Pak Jontit terdiridari 4 anggota keluarga, yaitu Pak Jontit, Mbok Tini, Anton, dan Dewi.Mereka bekerja pada Pak Burhan, Pak Jonti tmenjadi sopir pribadi Pak Burhan, Mbok Tini menjadi pembatu di rumah tersebut, sementara Anton dan Dewi ikut tinggal dirumah itu dan sering membantu ayah dan ibunya.
            Namun,  keberadaan mereka tidak diinginkan oleh Clara dan Kiara, sehingga mereka selalu berusaha untuk membuat mereka pergi dari rumah tersebut. Setiap hari mereka selalu mencaci maki Pak Jontit sekeluarga terutama Dewi dan Anto. Hingga pada akhirnya, timbul sebuah pemikiran dari Clara dan Kiara untuk menyingkirkan keluarga Pak Jontit. Clara dan Kiara mengambil sebuah gelang emas Ibunya yang sebenarnya akan dijodohkan dengan baju  yang telah dipesan oleh pelanggannya. Cara tersebut berhasil mengusir keluarga Pak Jontit, namun kebenaran pasti terungkap, akhirnya Clara dan Kiara mengakui kesalahan mereka dan akhirnya keluarga Pak Jontit bisa hidup berdampingan dengan keluarga Pak Burhan di rumah Pak Burhan yang mewah.




 1)      PerwatakanTokoh

2) Pak Jontit        èApa adanya, tabah, dan selalu melaksanakan perintah majikannya.

 

3)      MbokTini        èSabar, apa adanya, jujur, dan selalu menuruti perintah majikannya.

4)      Anto                èSuka membantu, pintar, terkadang emosional, dan selalu menuruti

    perintah orang tua dan majikannya.

5)      Dewi               èSuka membantu, sabar, pintar, dan selalu menuruti perintah orang tua

    serta majikannya.

6)      Pak Buhan       èDermawan, baik hati, bijaksana, dan ramah.

7)      Bu Mira           èBaik hati, ramah, dan bijaksana.

8)      Clara                èSombong, licik, dan jahat

9)      Kiara               èSombong, licik, penurut (terhadap Clara) dan jahat, masih memiliki hati

    yang baik.



“Kebenaran Akan Selalu Menjadi  Pemenangnya”
Keluarga Pak Burhan memang tampak seperti keluarga biasa lainnya. Namun, terdapat cerita lika-liku kehidupan mereka….
Adegan 1
Di kamar, Clara dan Kiara sedang bersantai, disitulah Clara dan Kiara tinggal selama kurang lebih 15 tahun. Di sudut ruangan itu pun terdapat banyak pajangan foto masa kecil mereka. (Suasana malam yang sunyi, sesekali terdengar dering HP milik Clara dan Kiara )
Clara    : “Eh, Kiara sumpah ya aku sebel banget sama Dewi and Anto, papa sama mama juga nnnnnnn  sering banget muji mereka karena mereka pinter “ (kata Clara sambil memainkan HP zzzzzzzz  Blackberry miliknya)
Kiara   : “ Right, padahal mereka itu norak, kuno, nggak jelas lagi. Mereka itu super duper
     caper sama mama papa.” (berpaling dari HP nya pula)
Clara    : “ Gimana kalau kita buat rencana supaya mama sama papa benci sama Dewi dan
     Anto, anak kampungan itu?” (dengan wajah serius)
Kiara    : “Rencana? rencana apaan?”
Clara    : “ Tenang soal itu biar aku aja ngatur.” (dengan senyum licik )
Kiara   : “ Up to you lah ya, yang penting harus berhasil, Yaudah lah aku sibuk!”
     (kata kiara sambil menekuri HP nya lagi)
Clara    : “Sip!”(masih memikirkan rencana jahatnya )



Adegan 2
Malam berlalu dengan cepatnya, matahari telah menyingsing. Jam telah menunjukan angka 6 Terlihat Dewi dan Anto telah bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Sedangkan Clara dan Kiara masih tertidur pulas.
Bunda Mira     : “Clara, Kiara ayo bangun!”
Clara                : “Nanti dulu mom, 5 menit lagi.”
Kiara               : “Iya mom.” (sambil beranjak dari tempat tidur sambil menarik selimut Clara)
Bunda Mira     : “Ayo Clara, nanti kamu telat.”
Clara                : “Iya, iya mom.”
Kiara dan Clara beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi namun, mereka menjadi kesal karena peralatan mandi mereka belum disiapkan oleh Mbok Tini, pembantunya.
Clara                : “Mbok Tiniiiiiii… mana peralatan mandi kita?”
Mbok Tini       : “Injih non, maaf Mbok Tini lupa.”
Kiara               : “Makanya, yang dipikirin itu, jangan cuma anaknya melulu. Di sinikan
   Mbok Tini dibayar.”
Mbok Tini       : “Injih non.
Mbok  Tini pun segera mengambil peralatan mandi mereka
Mbok Tini       : “Ini non.” (sambil menyerahkan handuk dan peralatan mandi lainya kepada
   (Clara dan Kiara)


Adegan 3
Dewi dan Anto yang sudah siap berangkat sekolah dan mereka segera menemui MbokTini,
yaitu Ibu mereka untuk meminta uang saku dan berpamitan.
Dewi               : “Mbok!” (sambil menengadahkan tangan)
Mbok Tini       : “Simbok tidak punya uang, coba mintalah pada Bapakmu!”
Anto                : “Lah, Bapak di mana Mbok?”
Mbok Tini       : “Ya, coba carilah di garasi.”
Anto                : “Iya,Mbok.”
Dewi               : “Dewi dan Anto berangkat sekolah dulu ya,Mbok.” (sambil mencium tangan Ibunya)
Mbok Tini       : “Iya Nak, hati-hati ya. Sekolah yang benar!”
Dewi dan Anto: “Iya,Mbok.”
Adegan 4
Setelah itu Anto dan Dewi menuju ke garasi untuk meminta uang saku kepada Bapaknya.
Dewi & Anto  : “Asalamu’alaikum, Pak!”
Pak Jontit        : “Waalaikumsalam.Kepriben le?”
Dewi               : “Pak nyuwun arta.
Pak Jontit        : “Lha simbok rak duwe po?”
Anto                : “Mbotene, Pak.”
Pak Jontit        : “Inyong ming duwe Rp2000, nggo cahloro, ya!”
Anto & Dewi  : “ Nggih, Pak.Matur Nuwun!”
Tak disadari Pak Burhan mendengar percakapan mereka, dan seketika Pak Burhan
Mendatangi mereka
Pak Burhan     : “ Ada apa ini, Pak?”
Pak Jontit        : “ Ini Pak, anak saya minta uang saku tapi saya cuma punya Rp2000.”
Pak Burhan     : “ O, gitu Pak. Anto, Dewi sini !”
Anton & Dewi            : “Iya Pak! Ada apa Pak?”
Pak Burhan     : “Ini Bapak kasih uang Rp50.000 untuk kalian berdua!”
Anton & Dewi            : “Serius Pak? ”
Pak Burhan     : “Iya, Bapak serius!”
Anto &Dewi   : “Terimakasih, Pak!”
Pak Jontit        : “Wah jangan repot-repot begitu, Pak.”
Pak Burhan     : “Nggak apa-apa hitung-hitung sedekah, lagi pula kitakan sudah seperti nnkeluarga.”
Pak Jontit        : “Oh ya, terimakasih banyak, Pak.”
Pak Burhan     : “Sama-sama. O ya, Pak tolong antarkan anak-anak saya ke sekolah.”
Pak Jontit        : “ Siap, Pak!”
Pak Burhan     : “ Emm… Anto dan Dewi juga bisa bareng kok, kan mereka satu    
                             sekolah sama Clara dan Kiara.”
Pak Jontit        : “Baik Pak! Sekali lagi saya mengucapkan terimakasih kepada Pak Burhan.”
Pak Burhan     : “Sama-sama, Pak !”

Adegan 5
Dilain tempat nampak Clara dan Kiara yang sedang berpamitan kepada Ibunya.
Clara & Kiara  : “Moms kita berangkat dulu, ya! (sambil mencium tangan Ibunya)
Ibu Mira          : “Iya hati-hati ya,Nak!”
Clara                : “Siap Moms. Tapi Clara dan Kiara minta uang saku dulu dong!”
Ibu Mira          : (member uang kepada kedua putrinya)
Kiara               : “Kok cuma segini, moms, pikir kita cuman mau beli permen?”
Clara                : “Iya Mom, tambahin dong.“ (memasang wajah manis)
Ibu Mira          : “Hem kalian ini, coba kalian contoh Dewi dan Anto tuh. Udah pinter, gak pernah nuntut, dan sering bantu orang tua lagi.
Kiara               : “Jangan sama-samain kita dong,Moms! Iya kan Clar?”
Clara                : “Iya betul, Ra. Jangan sama-samain kita dong moms!”
Ibu Mira          : “Loh, kan memang begitu kenyataannya. Sudah-sudah, kalau tidak mau. Sini nnkembalikan uang sakunya!”
Clara                : “Jangan dong,Moms.”
Kiara               : “Yaudah yuk Clar, kita berangkat aja!”
Clara                : “Yaudah deh. Yaudah Moms, daaa Moms.”
Adegan 6
Saat Clara dan Kiara keluar dari rumah, mereka tidak sengaja melihat ayahnya memberi uang pada Dewi dan Anto.
Clara                : “Eh Ra, bentar deh. Coba lihat tuh, ayah ngasih uang ke Dewi dan Anto.”
Kiara               : “Eh iya tuh. Rp50.000 lagi, kan lumayan buat jajan. Padahal kita cuma dikasih nnRp 20.000 sama Moms.”
Clara                : “Aku punya rencana buat minta duit itu. Kan lumayan kalau dibagi dua. Uang nnsaku kita jadi Rp 45.000.”
Kiara               : “Iya betul. Apa rencananya?”
Clara                : “Nanti waktu kita sampai di sekolah. Kita turun duluan, kita hadang deh dia di nndepan kelas.”
Kiara               : “Siap.”
Clara                : “Sudah yuk, nanti ayah curiga kita di depan pintu lama-lama.”
Kiara               : “Ayo. Kalau ketahuan kita bisa mati.”
Clara                : “Nggak mati juga kalik. Udah ayo cepetan.”
Pak Burhan     : “Clara, Kiara cepat kesini. Sudah ditunggu Pak Jontit dari tadi.”
Clara                : “Iya,Pi.”
Kiara               : “Loh Pi, Dewi dan Anto juga ikut kita?”
Pak Burhan     : “Iyalah, kasihan mereka harus naik angkot. Sekalian saja kenapa, kan satu                s  sekolah.”
Adegan 7
Akhirnya mereka berangkat sekolah bersama.Sesampainya di sekolah, suasananya  sangat ramai.Ya, di SMP yang bisa dibilang favorit ini terdapat sekitar 12 kelas, dilengkapi berbagai ruangan ekskul yang cukup bagus. Di SMP ini, Clara, Kiara, dan Dewi duduk di bangku kelas 9, sedangkan Anto masih duduk di kelas 7.  Sebelum mereka beranjak ke kelas, tampak Clara dan Kiara memanggil Dewi dan Anto.
Kiara               : “Hei Dewi, Anto cepet ke sini!”
Dewi               : “Iya ada apa Kiara?” (sambil menoleh ke belakang)
Kiara               : “Ya buruan ke sini!”
Clara                : “Dasar lelet!”
Dewi dan Anto menghampiri mereka berdua.
Clara                : “Eh Dewi, Anto, kalian tadi dikasih uang sama Papa kan? Sekarang, uangnya
   kasih ke aku!”
Anto                : “Tapi kan mbak… Kata Pak Burhan uang tadi buat aku sama Mbak Dewi.”
Kiara               : “Pak Burhan kan papa aku, jadi uang itu uang aku sama Clara, bukan uang
                            kalian! “
Anto                : “Embak jangan begitu… Kalau uangnya dikasih ke Embak, nanti aku
   sama Mbak Dewi jajan pakai apa?”
Kiara               : “Itu kan urusan kalian, bukan urusan aku sama Clara!”
Anto                : “Tapi kan..”
Anto ingin membela diri tapi, kemarahan Anto tertahan oleh Dewi.
Dewi               : “Udahlah dek, biarin aja kita jadi orang harus sabar” Kata Dewi menengahi
Anto                : “Tapi nggak bisa kayak gitu dong kak. Anto capek kayak gini terus!”
                            (teriak Anto penuh emosional)
Untung saja keadaan sekolah masih sepi, sehingga teriak Anto tak sempat terdengar murid dan guru di SMP ini.
Anto                : “Anto capek mbak disuruh ini itu, dihina, nggak ada harganya! “
Clara                : “Udah deh kalian itu emang tepat di kayak gituin, huh rube.” ujar Clara
Kiara               :“Iya super dramatis! “ sambung Kiara sembari mengikuti langkah Clara  meninggalkan Dewi dan Anto
Anto                : “AHHHHHHH!”
Dewi               : “Dek, mbak tau kamu capek,tapi kita harus tau keadaan kita, keadaanorang
    tua kita. Kamu pasti nggak mau kan menambah beban Bapak samaSimbok.”
    (Ujar Dewi dengan lembut, ia tahu betapa marahnya hati adik yang)
Anto                : “ Udahlah mbak!” (katanya sembari meninggalkan Dewi dengan penuh amarah)
Adegan 8
Sesampainya di kelas, Anto masih memikirkan perkataan Clara dan Kiara. Namun dibenaknya, terlintas perkataan kakaknya tadi.Sehingga amarahnya pun meredam.
Sekolah berlalu seperti biasanya. Tidak terasa bel pulang sekolah pun berbunyi. Anto dan Dewi bergegas kembali ke rumah Pak Burhan. Sesampainya di rumah, Mbok Tini langsung menghampiri dan bertanya pada kedua anaknya.
Mbok Tini       : “Gimana sekolahnya, nduk, le?”
Dewi               : “Alhamdullilah, lancar kok, mbok!”
Anto                : “Lancar apanya, mbak?”
Mbok Tini       : “Apa maksudmu, le?”
Anto                : “Di sekolah, aku sama Mbak Dewi di palak sama Mbak Clara dan Kiara.”
Dewi               : “Anto, sudahlah. Lagi pula itu kan juga cuma uang dari Pak Burhan.”
Mbok Tini       : “Di palak? Benarkah itu? Tidak mungkin! Non Clara dan Kiara kan sudah
   punya uang saku sendiri dan tentunya lebih banyak dari uang sakumu.”
Anto                : “Aku pun heran, mengapa Mbak Clara dan Kiara bisa berbuat begitu dengan
 kami.”
Dewi               : “Anto, tak usah dipikirkan lagi. Anggap saja ini bukan masalah.”
Mbok Tini       : “Benar yang dikatakan Mbakmu itu, le. Lebih baik kita ikhlaskan saja.
    Rezeki sudah ada yang mengatur, le.”
Anto                : “Ya, mbok.”
Mbok Tini       : “Ya sudah, ganti pakaian sana! Besok pakaian kalian masih dipakai to ?”
Anto dan Dewi: “Injih mbok.”
Adegan 9
Anto dan Dewi langsung berganti pakaian dan langsung membantu pekerjaan yang sedang dilakukan Mbok Tini. Sementara di kamar, Clara sibuk menyiapkan sebuah hal. Entah apa yang ia pikirkan. Kiara pun hanya melihat  namun ia tidak memperdulikan Clara. Memang Kiara tak sebegitu memikirkan cara untuk membuat papa dan mamanya membenci keliuarga Pak Jontit.
Clara                : “Akhirnya aku punya cara juga buat nyingkirin mereka. “
Kiara               : “Kamu jangan terlalu nekat Clara, emang apa sih untungnya? Kupikir nggak
    ada gunanya juga.
Clara                : “Udahlah mendingan kamu bantuin aku aja.
Kiara               : “Iya, iya Clar .
Adegan 10
Mereka lalu mengendap-endap masuk ke kamar Pak Burhan, mereka lalu mengambil  sebuah benda indah berpoles emas.
Kiara               : “Gelang, buat apaan?”
Clara                : “Diem kamu “


Tiba-tiba …
Bu Mira            : “Clara, Kiara ngapain kalian disini?”          
Clara                : “Ehm..eh…e kita cuman cari pensil, pensil ku yang tadi jatuh kayaknya masuk       sini.Ya kan Kiara?” (sambil menyembunyikan gelang yang ia curi )
Kiara               : “Pensil, pensil apaan ? Bukanya kita mau….”
Clara                : “Ih diem.” (Sambil mencubit lengan Kiara )
Bu Mira           : “Kalian ini kenapa?” (kata Bu Mira denganwajahpenuhcuriga)
Kiara               : “Iya pensil moms, he em pensil.
Clara                : “Ya udah moms, kita keluar kok.”
Bu Mira           : “Terus pensilnya ketemu nggak?”
Clara                : “Aku ambil yang baru aja.”(sambil menyeret Kiara)
Adegan 11
Keesokan harinya kemarahan Bu Mira meledak karena hilangnya gelang yang akan ia jodohkan dengan baju mewah hasil karyanya
Bu Mira           : “Paaah… Paaah… sini, sini cepet!”
Pak Burhan     : “Apa sih, Ma?”
Bu Mira           : “Ini… gelang yang Mama beli kemarin hilang?”
Pak Burhan     : “Hilang.., mana mungkin hilang?”
Bu Mira           : “Beneran Pa, gelangnya hilang.”
Clara                : “Ada apa sih Ma?”
Bu Mira           : “Ini gelang yang mama beli kemarin, tiba-tiba hilang.”
Clara                : “Pasti ada yang ngambil!”
Kiara               : “Iya tuh, pasti Anto dan Dewi yang ngambil.”
Bu Mira           : “Kalian jangan menuduh sembarangan, kan belum ada buktinya.”
Pak Burhan     : “Iya kita tidak boleh menuduh sembarangan kalau tidak ada buktintya.”
Clara                : “Kan mereka keluarga yang kurang mampu, pasti mereka lagi butuh uang. Terus
                            mereka ngambil gelang mama deh!”
Kiara               : “Bener  tu. Coba mama tanya sama Mbok Tini.”
Clara                : “Kalau gak gini aja. Coba Mama geledah deh kamar Mbok Tini, siapa tau ada di
   kamarnya.”
Bu Mira           : “Heh ngawur aja, kita gak bolehlah geledah sembarangan masuk kamar orang.”
Kiara               : “Kalau begitu kita izin dulu!”
Pak Buran       : “ Tapia pa benar Mbok Tini yang mencurinya ? dari mana kalian tahu?”
Clara                : “Emm…dari…dari… Kiara!”
Kiara               : “Enak aja kamu kan yang bikin rencana!” (gertak Kiara dengan suara lirih)
Clara                : (mencubit Kiara)
Kiara               : “Auu… sakit tahu. Emm… kita coba aja dudulu!”
Pak Burhan     : “Kalau begitu ayo kita izin nomong dulu sama Mbok Tini!”
Adegan 12
Merekapun segera menemui Mbok Tini dan menjelaskan apa yang terjadi
Mbok Tini       : “Kenapa ini ramai-ramai Pak, Bu?”
Pak Burhan     : “ Begini Mbok, gelang isteri saya hilang dan kami inin mengecek di kamar
     Mbok Tini.”
Mbok Tini       : “Gak papa kok Bu, silahkan kalau ibu mau geledah kamar saya.”
    (ucap Mbok Tini yang tiba-tiba datang menghampiri mereka)
Bu Mira           : “Eh, Mbok Tini, maaf bukan maksut kami menuduh Mbok.”
Mbok Tini       : “Ndak apa apa kok Bu, saya geh mboten nglakoni.”
Bu Mira           : (Mencari gelang yang hilang)
Bu Mira           : “ Lha, ini gelang saya! Apa Mbok Tini mencurinya?”
Mbok Tini       : “ Nggak Bu! Saya tidak pernah mencuri, apalagi di rumah Pak Burhan ini.”
Bu Mira           : “Tapi ini….?”
Clara                : “ Nah, terbuktikan sekarang, Bu!”
Mbok Tini       : “Tapi saya benar-benar  tidak mengambilnya.”
Kiara               : “Atau, jangan-jangan Anto sama Dewi yang mengambi?”
Adegan 13
Tiba-tiba Anton dan Dewi datang karena mendengan pecakapan mereka
Mbok Tini       : “Anton, Dewi apa benar kalian menganbil gelang emas milik Bu Mira?”
Anton & Dewi            : “Nggak bu!”
Clara                : “Kalau bukan ibumu yang mengambil pasti kalian berdua yang mengambilnya.”
Dewi               : “Memangnya gelang apa to,Mbak?”
Clara                : “Ya gelang mommy akulah!”
Kiara               : “Iya, gelang mommy akulah. Kalau bukan kalian yang mengambil, kenapa
                            gelang ini bisa ada di kamar kalian, pasti kalian yang mencurinya !”       
Anton              : “Tapi kita tidak mencurinya mbak!”

Mbok Tini       : “Iya non anak saya tidak pernah saya ajarkan mencuri, pasti bukan anak saya
yang mencurinya!”
Adegan 14
Tiba-tiba Pak Jontit datang, karena mendengar keributan didalam
Pak Jontit        : “Ada apa ini Bu, Pak?”
Pak Burhan     : “ Ini Pak jontit, gelang isteri saya hilang,setelah dicari ternyata ada dikamar
    Mbok Tini sama Pak Jontit.”
Pak Jontit        : “Lha kok bisa? Apa Anto dan Dewi yang mencurinya?”
Anto dan Dewi: “Nggak Pak saya tidak melakukannya!”
Pak Burhan     : “Kalau bukan Pak Jontit siapa lagi yang mencuri gelang isteri saya?
   tidak mungkin Clara dan Kiara.”
Pak Jontit        : ‘’Tidak mungkin keluarga saya berani mencuri gelang isteri Bapak.”
Pak Burhan     : “Halah tidak usah mengelak Pak Jontit, lebih baik kalian pergi dari rumah saya!”
Pak Jontit        : “Tapi…”
Pak Burhan     : “Sana pergi ! Saya tidak sudi mempunyai pembantu yang suka mencuri.”
Pak Jontit        : “Baiklah, kami akan pergi dari sini, tapi ketahuilah Pak Burhan kami tidak
                            ada niat dari hati untuk mencuri.”



Adegan 15
Pak Jontit sekeluarga pun mengemasi barang-barang mereka dan bergegas pergi dari rumah Pak Burhan.
Tampaknya Clara sangat puas dengan semua rencananya, tapi tidak dengan Kiara ia merasa sangat bersalah.
Clara                : “Setelah sekian lama akhirnya mereka pergi juga.”
Kiara               : “Clara, menurutku tindakan kita sudah sangat keterlaluan. Aku takut akhirnya
               papa dan mama tau. Lebih baik kita jujur pada mereka.”
Clara                : “Kamu gila ya, nanti kalau papa sama mama tau kita mau jadi apa, ha !”
Kiara               : “Tapi aku nggak bisa tenang Clara.”
Clara                : “Pokoknya papa sama mama nggak boleh tau tentang hal ini,”
Kiara               : “ Ya.”
Adegan 16
Dilain tempat keluarga Pak Jonthit tengah memasukkan barang-barangnya ke dalam rumah kontrakan yang akan mereka tempati. Setelah itu merka lalu duduk dan berbincang.
Bu Tini                        : ”Pak, pak kenapa kita bisa dituduh seperti itu, lha mbok aja nggak tau
   kenapa gelang Bu Mira bisa ada di kamar mbok.”
Pak Jontit                    : ”Buk inyong percaya, iki wes dadi nasib buk.”
Dewi                           : “Ibuk yang sabar ya”
Anto                            : “Anto curiga deh mbok, kalo Clara sama Kiara yang buat kita kayak
   gini.Mereka itu benci sama kita.”
Pak Jontit                    :” Le kamu nggak boleh suuzon. Yowes mendingan kita bersihin rumahn       ini dulu.”
Bu Tini                        :”Ya,yuk!”
Adegan 17
Entah sejak kejadian itu Kiara tak bisa hidup dengan tenang. Pada akhirnya ia memutuskan untuk curhat kepada Clara.
Kiara               : “Ehh.. Ra, perasaanku enggak enak. aku merasakan gelisah atas semua yang       terjadi pada keluarga Pak Jontit. bagaimana kalau kita ngaku aja sama mama papa.”
Clara                : “Kamu gimana sih? nanti kalau ketauhan papi and moms kan, malah kita yang kena marah.”
Kiara               : “Pokoknya aku mau bilang yang sejujurnya sama mama.”(sambil keluar dari pintu kamar)
Clara                : “jangan Kiara!” (sambil mengejar Kiara)
Ibu Mira dan Pak Burhan sedang duduk santai di ruang keluarga.
Kiara               : “Moms pap.”(sambil menghampiri)
Ibu Mira          : “Ada apa sayang.”
Kiara               : “Aku mau bilang sesuatu sama moms and papi.”
Ibu Mira          : “Bilang aja sayang.”
Kiara               : “Moms, pap, sebenarnya kejadian yang terjadi sama keluarga Pak Jontit itu aku    dan Clara yang merencanakan.”
Clara                : “Stop Kiara! Moms pap, jangan dengerin kata Kiara!”
Ibu Mira          : “Ada apa ini? diam dulu Clara!”
Kiara               : “Moms, maafin kita moms.”
Ibu Mira          : “Apa betul Clara?”
Clara                : “Emmm.. iya moms, maafin kita.”
Ibu Mira          : “Pa, ternyata kita sudah memfitnah keluarga Pak Jontit, sebaiknya kita segera datangi rumah Pak Jontit untuk meminta maaf, dan meminta untuk kembali lagi ke sini. Dan kalian, Clara dan Kiara seharusnya kalian tidak bersikap seperti itu. Mintalah maaf kepada keluarga Pak Jontit selagi masih sempat.”
Pak Burhan     : “Clara, Kiara papa nggak nyangka kalian melakukan semua ini. Ini sudah
  keterlaluan!”
Kiara               : ”Maafin kami pa, kami memang salah dan kami siap menanggung hukuman dari
papa.”
Clara                : “Iya pa,maafin kami.”
Pak Burhan     :”Papa akan urus hukuman kalian setelah kalian meminta maaf pada keluarga
Pak Jontit.”
Adegan 18
Akhirnya setelaha beberapa hari mencari, Pak Burhan bisa menemukan tempat tinggal keluarga Pak Jontit.
Pak Burhan     : “Pak Jontit, kami sekeluarga meminta maaf yang sebesar-besarnya karena kami
telah memfitnah keluarga bapak. Saya bahkan tidak menyangka bahwa anak saya
 melakukan hal yang sangat tidak baik ini.”
Pak Jontit        : “Tidakapa-apa, Pak. Sebelum Bapak sekeluarga meminta maaf kami sudah
maafkan Bapak sekeluarga.”
Bu Mira           : “Terimakasih ya Pak Jontit, Bu Mira, Anto dan Dewi, kalian sudah menerima
permintaan maaf dari kami.”
MbokTini        : “Iya Bu, tidak apa-apa.”
Bu Mira           : “Clara, Kiara, sekarang kalian harus meminta maaf kepada Pak Jontit
sekeluarga.”
Clara                : “Iya Moms.”
Kiara               : “AyaClar, kita minta maaf.”
Clara                : “Ayo.”
Clara dan Kiara pun segera mendekat dan segera meminta maaf kepada Pak Jontit sekeluarga.
Clara                : “Pak, Bu, Anton, Dewi, kita minta maaf kepada kalian ya setelah apa yang telah
   Clara dan Kiara lakukan pada kalian.” (Sambil menundukkan kepala)
Kiara               : “Iya maafkan kami ya!”
Anto                : “Ya, Mbak kami sudah memaafkan Mbak Clara kok danMbak Kiara kok.”
Dewi               : “Saya juga sudah memaafkan kalian, asalkan kalian tidak melakukan hal
seperti itu lagi.”
Clara danKiara: “Ya kami janji!”
Pak Burhan     : “Emm…Bagaimana sebagai tanda minta maaf dari kami, Pak Burhan dan
sekeluarga bias tingggal bersama kami lagi?”
MbokTini        : “Wah tentu saja kita mau Pak!”
Pak Jontit        : “Wah terima kasih Pak!”
AtodanDewi   : “Terima kasih banyak, Pak!”
Pak Burhan     : “Sama-sama ini merupakan tanda permintaan maaf kami yang telah menuduh
Pak Jontit sekeluarga dan mulai sekarang sekeluarga bias pindah hari ini juga.”
Bu Mira           : “Akhirnya kesalahpahaman ini bisa berakhir dengan damai.”
Mbok Tini       : “Saya akan bekerja yang lebih keras lagi kepada Pak Burhan dan Bu Mira.”
Pak Burhan     : “Baiklah, Pak!”
Akhirnya, keluarga Pak Jontit bias kembali tingggal di rumah Pak Burhan. Clara dan Kiara pun telah mendapat hukuman dari ayahnya dan setelah itu, Clara dan Kiara bisa hidup akur dengan keluarga Pak Jontit, terutama Anton dan Dewi.



2 komentar:

  1. Izin copas ya untuk tugas sekolah

    BalasHapus
  2. What is the safest casino in the UK? - Dr.MD
    The best 충청남도 출장샵 casino in the UK is The Bally Casino. This casino 충주 출장샵 is one of the biggest and most well 순천 출장샵 known UK casinos with over 900 slot 진주 출장샵 machines, 밀양 출장마사지

    BalasHapus