Nama Kelompok : Arulloh
Sonja (05)
Ayub
Janu Purwita (06)
Dhea
Silvia (10)
Diva
Suci Arianti (11)
Nuur
Maryam Az-zahra (23)
Salma
Firda Puspita (26)
Sekar
Dwi Fajar (27)
Usamah
Faizul Islam (32)
************
“Sinopsis Drama”
Kebenaran Akan Selalu Menjadi Pemenangnya
Keluarga Pak Burhan dan Bu Mira adalah keluarga yang kaya.
Mereka tinggal dirumah megah dan besar. Pak Burhan merupakan pengusaha kantor
yang sukses, sedangkan Bu Mira merupakan seorang desainer yang ternama. Sayang ditengah
kerukunan keluarga Pak Burhan terdapat lika-liku, seperti anak mereka yaitu
Clara dan Kiara. Sikap mereka sangat berbanding
terbalik dengan sikap Pak Burhan dan Bu Mira yang ramah dan dermawan.
Di dalam rumah keluarga itu, terdapat sebuah keluarga
yang juga tinggal bersama mereka, yakni keluarga Pak Jontit. Keluarga Pak
Jontit terdiridari 4 anggota keluarga, yaitu Pak Jontit, Mbok Tini, Anton, dan Dewi.Mereka
bekerja pada Pak Burhan, Pak Jonti tmenjadi sopir pribadi Pak Burhan, Mbok Tini
menjadi pembatu di rumah tersebut, sementara Anton dan Dewi ikut tinggal dirumah
itu dan sering membantu ayah dan ibunya.
Namun, keberadaan mereka
tidak diinginkan oleh Clara dan Kiara, sehingga mereka selalu berusaha untuk membuat
mereka pergi dari rumah tersebut. Setiap hari mereka selalu mencaci maki Pak
Jontit sekeluarga terutama Dewi dan Anto. Hingga pada akhirnya, timbul sebuah pemikiran
dari Clara dan Kiara untuk menyingkirkan keluarga Pak Jontit. Clara dan Kiara mengambil
sebuah gelang emas Ibunya yang sebenarnya akan dijodohkan dengan baju yang telah dipesan oleh pelanggannya. Cara
tersebut berhasil mengusir keluarga Pak Jontit, namun kebenaran pasti terungkap,
akhirnya Clara dan Kiara mengakui kesalahan mereka dan akhirnya keluarga Pak
Jontit bisa hidup berdampingan dengan keluarga Pak Burhan di rumah Pak Burhan
yang mewah.
1) PerwatakanTokoh
2) Pak Jontit èApa adanya, tabah, dan selalu melaksanakan perintah majikannya.
3) MbokTini èSabar, apa adanya, jujur, dan selalu menuruti perintah majikannya.
4) Anto èSuka membantu, pintar, terkadang emosional, dan selalu menuruti
perintah orang tua dan majikannya.
5) Dewi èSuka membantu, sabar, pintar, dan selalu menuruti perintah orang tua
serta majikannya.
6) Pak Buhan èDermawan, baik hati, bijaksana, dan ramah.
7) Bu Mira èBaik hati, ramah, dan bijaksana.
8) Clara èSombong, licik, dan jahat
9) Kiara èSombong, licik, penurut (terhadap Clara) dan jahat, masih memiliki hati
yang baik.
“Kebenaran
Akan Selalu Menjadi Pemenangnya”
Keluarga Pak Burhan memang tampak
seperti keluarga biasa lainnya. Namun, terdapat cerita lika-liku kehidupan
mereka….
Adegan 1
Di kamar, Clara
dan Kiara sedang bersantai,
disitulah Clara dan Kiara tinggal selama kurang lebih 15
tahun. Di sudut ruangan itu pun terdapat banyak pajangan foto masa kecil
mereka.
(Suasana
malam yang sunyi, sesekali terdengar dering HP milik Clara dan Kiara )
Clara : “Eh, Kiara sumpah ya aku sebel banget sama Dewi and Anto,
papa sama mama juga nnnnnnn sering
banget muji mereka karena mereka pinter “ (kata Clara sambil memainkan HP zzzzzzzz
Blackberry
miliknya)
Kiara : “ Right, padahal mereka itu norak, kuno, nggak jelas
lagi. Mereka itu super duper
caper sama mama papa.” (berpaling dari HP nya pula)
Clara : “ Gimana kalau kita buat rencana supaya mama sama papa
benci sama Dewi
dan
Anto, anak kampungan itu?” (dengan wajah serius)
Kiara : “Rencana?
rencana apaan?”
Clara : “ Tenang soal itu biar aku aja ngatur.”
(dengan senyum licik )
Kiara : “ Up to you lah ya, yang penting harus berhasil, Yaudah
lah aku sibuk!”
(kata kiara sambil menekuri HP nya lagi)
Clara : “Sip!”(masih memikirkan rencana jahatnya )
Adegan 2
Malam berlalu dengan cepatnya,
matahari telah menyingsing. Jam telah menunjukan angka 6 Terlihat Dewi dan Anto
telah bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Sedangkan Clara dan Kiara masih
tertidur pulas.
Bunda Mira : “Clara, Kiara ayo
bangun!”
Clara : “Nanti dulu mom,
5 menit lagi.”
Kiara : “Iya mom.”
(sambil beranjak dari tempat tidur sambil menarik selimut Clara)
Bunda Mira : “Ayo Clara, nanti
kamu telat.”
Clara : “Iya, iya mom.”
Kiara dan Clara beranjak dari
tempat tidur menuju kamar mandi namun, mereka menjadi kesal karena peralatan
mandi mereka belum disiapkan oleh Mbok Tini, pembantunya.
Clara : “Mbok
Tiniiiiiii… mana peralatan
mandi kita?”
Mbok Tini : “Injih non, maaf
Mbok Tini lupa.”
Kiara :
“Makanya, yang dipikirin itu, jangan cuma anaknya melulu. Di sinikan
Mbok
Tini dibayar.”
Mbok Tini : “Injih
non.”
Mbok Tini pun segera mengambil peralatan
mandi mereka
Mbok Tini : “Ini non.”
(sambil menyerahkan handuk dan peralatan
mandi lainya kepada
(Clara dan Kiara)
Adegan 3
Dewi dan Anto yang sudah siap berangkat sekolah dan
mereka segera menemui MbokTini,
yaitu Ibu mereka untuk meminta uang saku dan berpamitan.
Dewi :
“Mbok!” (sambil menengadahkan
tangan)
Mbok Tini :
“Simbok tidak punya uang, coba mintalah pada Bapakmu!”
Anto :
“Lah, Bapak di mana Mbok?”
Mbok Tini :
“Ya, coba carilah di garasi.”
Anto :
“Iya,Mbok.”
Dewi :
“Dewi dan Anto berangkat sekolah dulu ya,Mbok.”
(sambil mencium tangan Ibunya)
Mbok Tini :
“Iya Nak, hati-hati ya. Sekolah yang benar!”
Dewi dan Anto: “Iya,Mbok.”
Adegan 4
Setelah itu Anto dan Dewi menuju ke garasi untuk meminta uang saku kepada
Bapaknya.
Dewi & Anto :
“Asalamu’alaikum, Pak!”
Pak Jontit :
“Waalaikumsalam.Kepriben le?”
Dewi :
“Pak nyuwun arta.”
Pak Jontit :
“Lha simbok rak duwe po?”
Anto :
“Mbotene, Pak.”
Pak Jontit :
“Inyong ming duwe Rp2000, nggo cahloro, ya!”
Anto & Dewi : “
Nggih, Pak.Matur
Nuwun!”
Tak disadari Pak Burhan mendengar percakapan mereka, dan seketika Pak
Burhan
Mendatangi mereka
Pak Burhan : “
Ada apa ini, Pak?”
Pak Jontit :
“ Ini Pak, anak saya minta uang saku tapi saya cuma punya Rp2000.”
Pak Burhan : “ O,
gitu Pak. Anto, Dewi sini !”
Anton & Dewi :
“Iya Pak! Ada apa Pak?”
Pak Burhan : “Ini
Bapak kasih uang Rp50.000 untuk kalian berdua!”
Anton & Dewi :
“Serius Pak? ”
Pak Burhan : “Iya,
Bapak serius!”
Anto &Dewi :
“Terimakasih, Pak!”
Pak Jontit :
“Wah jangan repot-repot begitu, Pak.”
Pak Burhan :
“Nggak apa-apa hitung-hitung sedekah, lagi pula kitakan sudah seperti
nnkeluarga.”
Pak Jontit :
“Oh ya, terimakasih banyak, Pak.”
Pak Burhan :
“Sama-sama. O ya, Pak tolong antarkan anak-anak saya ke sekolah.”
Pak Jontit :
“ Siap, Pak!”
Pak Burhan : “
Emm… Anto dan Dewi juga bisa bareng kok, kan mereka satu
sekolah sama Clara dan Kiara.”
Pak Jontit :
“Baik Pak! Sekali lagi saya mengucapkan terimakasih kepada Pak Burhan.”
Pak Burhan :
“Sama-sama, Pak !”
Adegan 5
Dilain tempat nampak Clara dan Kiara yang sedang berpamitan kepada
Ibunya.
Clara & Kiara :
“Moms kita berangkat dulu, ya!
(sambil mencium tangan Ibunya)
Ibu Mira :
“Iya hati-hati ya,Nak!”
Clara :
“Siap Moms. Tapi Clara dan Kiara minta uang saku dulu dong!”
Ibu Mira : (member uang kepada kedua putrinya)
Kiara :
“Kok cuma segini, moms, pikir kita cuman mau beli permen?”
Clara :
“Iya Mom, tambahin dong.“ (memasang
wajah manis)
Ibu Mira :
“Hem kalian ini, coba kalian contoh Dewi dan Anto tuh. Udah pinter, gak pernah nuntut, dan sering bantu orang tua lagi.”
Kiara :
“Jangan sama-samain kita dong,Moms! Iya kan Clar?”
Clara :
“Iya betul, Ra. Jangan sama-samain kita dong moms!”
Ibu Mira :
“Loh, kan memang begitu kenyataannya. Sudah-sudah, kalau tidak mau. Sini nnkembalikan uang sakunya!”
Clara :
“Jangan dong,Moms.”
Kiara :
“Yaudah yuk Clar, kita berangkat aja!”
Clara :
“Yaudah deh. Yaudah Moms, daaa Moms.”
Adegan 6
Saat Clara
dan Kiara keluar dari rumah, mereka tidak sengaja melihat ayahnya memberi uang pada
Dewi dan Anto.
Clara :
“Eh Ra, bentar deh. Coba lihat tuh, ayah ngasih uang ke Dewi dan Anto.”
Kiara :
“Eh iya tuh. Rp50.000 lagi, kan lumayan buat jajan. Padahal kita cuma
dikasih nnRp
20.000 sama Moms.”
Clara :
“Aku punya rencana buat minta duit itu. Kan lumayan kalau dibagi dua. Uang nnsaku kita jadi Rp 45.000.”
Kiara :
“Iya betul. Apa rencananya?”
Clara :
“Nanti waktu kita sampai di sekolah. Kita turun duluan, kita hadang deh dia di nndepan kelas.”
Kiara :
“Siap.”
Clara :
“Sudah yuk, nanti ayah curiga kita di depan pintu lama-lama.”
Kiara :
“Ayo. Kalau ketahuan kita bisa mati.”
Clara :
“Nggak mati juga kalik. Udah ayo cepetan.”
Pak Burhan :
“Clara, Kiara cepat kesini. Sudah ditunggu Pak Jontit dari tadi.”
Clara :
“Iya,Pi.”
Kiara :
“Loh Pi, Dewi dan Anto juga ikut kita?”
Pak Burhan :
“Iyalah, kasihan mereka harus naik angkot. Sekalian saja kenapa, kan satu s sekolah.”
Adegan 7
Akhirnya mereka berangkat sekolah bersama.Sesampainya di
sekolah, suasananya sangat ramai.Ya, di
SMP yang bisa dibilang favorit ini terdapat sekitar 12 kelas, dilengkapi
berbagai ruangan ekskul yang cukup bagus. Di SMP ini, Clara, Kiara, dan Dewi
duduk di bangku kelas 9, sedangkan Anto masih duduk di kelas 7. Sebelum mereka beranjak ke kelas, tampak
Clara dan Kiara memanggil Dewi dan Anto.
Kiara :
“Hei Dewi, Anto cepet ke sini!”
Dewi :
“Iya ada apa Kiara?” (sambil menoleh ke belakang)
Kiara :
“Ya buruan ke sini!”
Clara :
“Dasar lelet!”
Dewi dan Anto menghampiri mereka berdua.
Clara : “Eh Dewi,
Anto, kalian tadi dikasih uang sama Papa kan? Sekarang, uangnya
kasih ke aku!”
Anto :
“Tapi kan mbak… Kata Pak Burhan uang tadi buat aku sama Mbak Dewi.”
Kiara :
“Pak Burhan kan papa aku, jadi uang itu uang aku sama Clara, bukan uang
kalian!
“
Anto :
“Embak jangan begitu… Kalau uangnya dikasih ke Embak, nanti aku
sama Mbak Dewi jajan pakai apa?”
Kiara : “Itu kan urusan kalian, bukan
urusan aku sama Clara!”
Anto :
“Tapi kan..”
Anto ingin membela diri tapi, kemarahan Anto tertahan oleh Dewi.
Dewi :
“Udahlah dek, biarin aja kita jadi orang harus sabar” Kata Dewi menengahi
Anto :
“Tapi nggak bisa kayak gitu dong kak. Anto capek kayak gini terus!”
(teriak Anto penuh emosional)
Untung saja keadaan sekolah masih sepi, sehingga teriak Anto
tak sempat terdengar murid dan guru di SMP ini.
Anto :
“Anto capek mbak disuruh ini itu, dihina, nggak ada harganya! “
Clara :
“Udah deh kalian itu emang tepat di kayak gituin, huh rube.” ujar Clara
Kiara :“Iya super
dramatis! “ sambung Kiara sembari mengikuti langkah Clara meninggalkan Dewi dan
Anto
Anto :
“AHHHHHHH!”
Dewi :
“Dek, mbak tau kamu
capek,tapi kita harus tau keadaan kita, keadaanorang
tua kita. Kamu pasti nggak mau kan menambah beban Bapak samaSimbok.”
(Ujar Dewi dengan lembut, ia tahu betapa
marahnya hati adik yang)
Anto :
“ Udahlah mbak!” (katanya sembari meninggalkan Dewi dengan penuh amarah)
Adegan 8
Sesampainya di kelas, Anto masih memikirkan perkataan Clara
dan Kiara. Namun dibenaknya, terlintas perkataan kakaknya tadi.Sehingga
amarahnya pun meredam.
Sekolah berlalu seperti biasanya. Tidak terasa bel pulang
sekolah pun berbunyi. Anto dan Dewi bergegas kembali ke rumah Pak Burhan.
Sesampainya di rumah, Mbok Tini langsung menghampiri dan bertanya pada kedua
anaknya.
Mbok Tini : “Gimana sekolahnya, nduk, le?”
Dewi :
“Alhamdullilah, lancar kok, mbok!”
Anto :
“Lancar apanya, mbak?”
Mbok Tini : “Apa maksudmu, le?”
Anto :
“Di sekolah, aku sama Mbak Dewi di palak sama Mbak Clara dan Kiara.”
Dewi :
“Anto, sudahlah. Lagi pula itu kan juga cuma uang dari Pak Burhan.”
Mbok Tini : “Di palak? Benarkah itu? Tidak mungkin! Non Clara dan Kiara
kan sudah
punya uang saku sendiri dan tentunya lebih banyak dari uang
sakumu.”
Anto :
“Aku pun heran, mengapa Mbak Clara dan Kiara bisa berbuat begitu dengan
kami.”
Dewi :
“Anto, tak usah dipikirkan lagi. Anggap saja ini bukan masalah.”
Mbok Tini : “Benar yang dikatakan Mbakmu itu, le. Lebih baik kita
ikhlaskan saja.
Rezeki sudah ada yang mengatur, le.”
Anto :
“Ya, mbok.”
Mbok Tini : “Ya sudah, ganti pakaian sana! Besok
pakaian kalian masih dipakai to ?”
Anto dan Dewi: “Injih mbok.”
Adegan 9
Anto dan Dewi langsung berganti pakaian dan langsung membantu
pekerjaan yang sedang dilakukan Mbok Tini. Sementara di
kamar, Clara sibuk menyiapkan sebuah hal. Entah apa yang ia pikirkan. Kiara pun
hanya melihat namun ia tidak
memperdulikan Clara. Memang Kiara tak sebegitu memikirkan cara untuk membuat
papa dan mamanya membenci keliuarga Pak Jontit.
Clara : “Akhirnya aku punya cara juga buat nyingkirin mereka. “
Kiara : “Kamu jangan terlalu nekat Clara, emang apa sih
untungnya? Kupikir nggak
ada
gunanya juga.”
Clara : “Udahlah mendingan kamu bantuin aku aja.”
Kiara : “Iya, iya Clar .”
Adegan 10
Mereka lalu mengendap-endap
masuk ke kamar Pak Burhan, mereka lalu mengambil sebuah benda indah berpoles emas.
Kiara : “Gelang, buat apaan?”
Clara : “Diem kamu “
Tiba-tiba …
Bu Mira : “Clara, Kiara
ngapain kalian disini?”
Clara :
“Ehm..eh…e kita cuman cari pensil, pensil ku yang tadi jatuh kayaknya masuk sini.Ya kan Kiara?” (sambil menyembunyikan gelang yang ia curi )
Kiara : “Pensil, pensil apaan ? Bukanya kita mau….”
Clara : “Ih diem.” (Sambil mencubit lengan Kiara )
Bu Mira : “Kalian ini kenapa?” (kata Bu Mira denganwajahpenuhcuriga)
Kiara : “Iya pensil moms, he em pensil.”
Clara : “Ya udah moms, kita keluar kok.”
Bu Mira : “Terus pensilnya ketemu nggak?”
Clara : “Aku ambil yang baru aja.”(sambil menyeret Kiara)
Adegan 11
Keesokan harinya kemarahan Bu
Mira meledak karena hilangnya gelang yang akan ia jodohkan dengan baju mewah
hasil karyanya
Bu Mira : “Paaah… Paaah… sini,
sini cepet!”
Pak Burhan :
“Apa sih, Ma?”
Bu Mira : “Ini… gelang yang
Mama beli kemarin hilang?”
Pak Burhan : “Hilang.., mana
mungkin hilang?”
Bu Mira : “Beneran Pa, gelangnya hilang.”
Clara : “Ada apa sih
Ma?”
Bu Mira : “Ini gelang yang
mama beli kemarin, tiba-tiba hilang.”
Clara : “Pasti ada yang
ngambil!”
Kiara : “Iya tuh, pasti Anto
dan Dewi yang ngambil.”
Bu Mira : “Kalian jangan
menuduh sembarangan, kan belum ada buktinya.”
Pak Burhan : “Iya kita tidak boleh
menuduh sembarangan kalau tidak ada buktintya.”
Clara : “Kan mereka
keluarga yang kurang mampu, pasti mereka lagi butuh uang. Terus
mereka
ngambil gelang mama deh!”
Kiara : “Bener tu. Coba mama tanya sama Mbok Tini.”
Clara : “Kalau gak gini
aja. Coba Mama geledah deh kamar Mbok Tini, siapa tau ada di
kamarnya.”
Bu Mira : “Heh ngawur aja,
kita gak bolehlah geledah sembarangan masuk kamar orang.”
Kiara : “Kalau begitu
kita izin dulu!”
Pak Buran : “ Tapia pa benar
Mbok Tini yang mencurinya ? dari mana kalian tahu?”
Clara : “Emm…dari…dari…
Kiara!”
Kiara : “Enak aja kamu
kan yang bikin rencana!”
(gertak Kiara dengan suara lirih)
Clara : (mencubit
Kiara)
Kiara : “Auu… sakit
tahu. Emm… kita coba aja dudulu!”
Pak Burhan : “Kalau begitu ayo
kita izin nomong dulu sama Mbok Tini!”
Adegan 12
Merekapun segera menemui Mbok Tini dan menjelaskan apa yang
terjadi
Mbok Tini : “Kenapa ini
ramai-ramai Pak, Bu?”
Pak Burhan : “ Begini Mbok, gelang
isteri saya hilang dan kami inin mengecek di kamar
Mbok Tini.”
Mbok Tini : “Gak papa kok Bu,
silahkan kalau ibu mau geledah kamar saya.”
(ucap
Mbok Tini yang tiba-tiba datang menghampiri mereka)
Bu Mira : “Eh,
Mbok Tini, maaf bukan maksut kami menuduh Mbok.”
Mbok Tini : “Ndak apa apa kok
Bu, saya geh mboten nglakoni.”
Bu Mira : (Mencari gelang
yang hilang)
Bu Mira : “ Lha,
ini gelang saya! Apa Mbok Tini mencurinya?”
Mbok Tini : “ Nggak Bu! Saya
tidak pernah mencuri, apalagi di rumah Pak Burhan ini.”
Bu Mira : “Tapi ini….?”
Clara : “ Nah,
terbuktikan sekarang, Bu!”
Mbok Tini : “Tapi saya
benar-benar tidak mengambilnya.”
Kiara : “Atau,
jangan-jangan Anto sama Dewi yang mengambi?”
Adegan 13
Tiba-tiba Anton dan Dewi datang
karena mendengan pecakapan mereka
Mbok Tini : “Anton, Dewi apa
benar kalian menganbil gelang emas milik Bu Mira?”
Anton & Dewi : “Nggak
bu!”
Clara : “Kalau bukan
ibumu yang mengambil pasti kalian berdua yang mengambilnya.”
Dewi : “Memangnya gelang
apa to,Mbak?”
Clara : “Ya gelang mommy akulah!”
Kiara :
“Iya, gelang mommy akulah. Kalau bukan kalian yang mengambil, kenapa
gelang ini bisa ada di kamar kalian, pasti
kalian yang mencurinya !”
Anton : “Tapi kita tidak
mencurinya mbak!”
Mbok Tini : “Iya non anak saya
tidak pernah saya ajarkan mencuri, pasti bukan anak saya
yang mencurinya!”
Adegan 14
Tiba-tiba Pak Jontit datang,
karena mendengar keributan didalam
Pak Jontit : “Ada apa ini Bu,
Pak?”
Pak Burhan : “ Ini Pak jontit,
gelang isteri saya hilang,setelah dicari ternyata ada dikamar
Mbok
Tini sama Pak Jontit.”
Pak Jontit : “Lha kok bisa? Apa
Anto dan Dewi yang mencurinya?”
Anto dan Dewi: “Nggak Pak saya tidak melakukannya!”
Pak Burhan :
“Kalau bukan Pak Jontit siapa lagi yang mencuri gelang isteri saya?
tidak
mungkin Clara dan Kiara.”
Pak Jontit :
‘’Tidak mungkin keluarga saya berani mencuri gelang isteri Bapak.”
Pak Burhan :
“Halah tidak usah mengelak Pak Jontit, lebih baik kalian pergi dari rumah
saya!”
Pak Jontit :
“Tapi…”
Pak Burhan :
“Sana pergi ! Saya tidak sudi mempunyai pembantu yang suka mencuri.”
Pak
Jontit : “Baiklah, kami akan pergi dari sini, tapi ketahuilah
Pak Burhan kami tidak
ada niat
dari hati untuk mencuri.”
Adegan 15
Pak Jontit sekeluarga pun
mengemasi barang-barang mereka dan bergegas pergi dari rumah Pak Burhan.
Tampaknya Clara sangat puas
dengan semua rencananya, tapi tidak dengan Kiara ia merasa sangat bersalah.
Clara : “Setelah sekian
lama akhirnya mereka pergi juga.”
Kiara : “Clara,
menurutku tindakan kita sudah sangat keterlaluan. Aku takut akhirnya
papa
dan mama tau. Lebih baik kita jujur pada mereka.”
Clara : “Kamu gila ya,
nanti kalau papa sama mama tau kita mau jadi apa, ha !”
Kiara : “Tapi aku nggak
bisa tenang Clara.”
Clara : “Pokoknya papa
sama mama nggak boleh tau tentang hal ini,”
Kiara : “ Ya.”
Adegan 16
Dilain tempat keluarga Pak
Jonthit tengah memasukkan barang-barangnya ke dalam rumah kontrakan yang akan
mereka tempati. Setelah itu merka lalu duduk dan berbincang.
Bu Tini : ”Pak,
pak kenapa kita bisa dituduh seperti itu, lha mbok aja nggak tau
kenapa
gelang Bu Mira bisa ada di kamar mbok.”
Pak Jontit : ”Buk inyong percaya, iki wes dadi nasib buk.”
Dewi : “Ibuk yang sabar ya”
Anto : “Anto curiga deh mbok, kalo
Clara sama Kiara yang buat kita kayak
gini.Mereka
itu benci sama kita.”
Pak Jontit :”
Le kamu nggak boleh suuzon. Yowes mendingan kita bersihin rumahn ini
dulu.”
Bu Tini :”Ya,yuk!”
Adegan 17
Entah sejak kejadian itu Kiara
tak bisa hidup dengan tenang. Pada akhirnya ia memutuskan untuk curhat kepada
Clara.
Kiara :
“Ehh.. Ra, perasaanku enggak enak. aku merasakan gelisah atas semua yang terjadi pada keluarga Pak Jontit. bagaimana kalau kita ngaku aja sama mama
papa.”
Clara :
“Kamu gimana sih? nanti kalau ketauhan papi and moms kan, malah kita yang kena
marah.”
Kiara :
“Pokoknya aku mau bilang yang sejujurnya sama mama.”(sambil keluar dari pintu
kamar)
Clara : “jangan Kiara!” (sambil mengejar Kiara)
Ibu Mira dan Pak Burhan sedang
duduk santai di ruang keluarga.
Kiara : “Moms pap.”(sambil menghampiri)
Ibu Mira : “Ada apa sayang.”
Kiara : “Aku mau bilang sesuatu sama moms and papi.”
Ibu Mira : “Bilang aja sayang.”
Kiara :
“Moms, pap, sebenarnya kejadian yang terjadi sama keluarga Pak
Jontit itu aku dan
Clara yang merencanakan.”
Clara : “Stop Kiara! Moms pap, jangan dengerin kata Kiara!”
Ibu Mira : “Ada apa ini? diam dulu Clara!”
Kiara : “Moms, maafin kita moms.”
Ibu Mira : “Apa betul Clara?”
Clara : “Emmm.. iya moms, maafin kita.”
Ibu Mira : “Pa, ternyata kita sudah memfitnah keluarga Pak Jontit,
sebaiknya kita segera datangi rumah Pak Jontit untuk meminta maaf, dan meminta
untuk kembali lagi ke sini. Dan kalian, Clara dan Kiara seharusnya kalian tidak
bersikap seperti itu. Mintalah maaf
kepada keluarga Pak Jontit selagi masih sempat.”
Pak Burhan : “Clara, Kiara papa nggak nyangka kalian melakukan semua
ini. Ini sudah
keterlaluan!”
papa.”
Clara : “Iya pa,maafin kami.”
Pak Burhan :”Papa akan urus hukuman kalian setelah kalian meminta
maaf pada keluarga
Pak Jontit.”
Adegan 18
Akhirnya setelaha beberapa hari
mencari, Pak Burhan bisa menemukan tempat tinggal keluarga Pak Jontit.
Pak Burhan : “Pak Jontit, kami sekeluarga meminta maaf yang
sebesar-besarnya karena kami
telah memfitnah keluarga bapak. Saya bahkan tidak
menyangka bahwa anak saya
melakukan hal yang
sangat tidak baik ini.”
Pak Jontit : “Tidakapa-apa,
Pak. Sebelum Bapak sekeluarga meminta maaf kami sudah
maafkan Bapak sekeluarga.”
Bu Mira : “Terimakasih ya
Pak Jontit, Bu Mira, Anto dan Dewi, kalian sudah menerima
permintaan maaf dari kami.”
MbokTini : “Iya Bu, tidak
apa-apa.”
Bu Mira : “Clara, Kiara,
sekarang kalian harus meminta maaf kepada Pak Jontit
sekeluarga.”
Clara : “Iya Moms.”
Kiara : “AyaClar, kita minta maaf.”
Clara : “Ayo.”
Clara dan Kiara pun segera mendekat
dan segera meminta maaf kepada Pak Jontit sekeluarga.
Clara : “Pak, Bu,
Anton, Dewi, kita minta maaf kepada kalian ya setelah apa yang telah
Clara dan Kiara lakukan pada kalian.”
(Sambil menundukkan kepala)
Kiara : “Iya maafkan
kami ya!”
Anto : “Ya, Mbak
kami sudah memaafkan Mbak Clara kok danMbak Kiara kok.”
Dewi : “Saya juga sudah
memaafkan kalian, asalkan kalian tidak melakukan hal
seperti itu lagi.”
Clara danKiara: “Ya kami janji!”
Pak Burhan : “Emm…Bagaimana sebagai
tanda minta maaf dari kami, Pak Burhan dan
sekeluarga bias tingggal bersama
kami lagi?”
MbokTini : “Wah tentu saja kita mau Pak!”
Pak Jontit : “Wah terima kasih Pak!”
AtodanDewi : “Terima kasih banyak, Pak!”
Pak Burhan : “Sama-sama ini merupakan tanda permintaan
maaf kami yang telah menuduh
Pak Jontit sekeluarga dan mulai sekarang sekeluarga
bias pindah hari ini juga.”
Bu Mira : “Akhirnya kesalahpahaman ini bisa berakhir
dengan damai.”
Mbok Tini : “Saya akan bekerja yang lebih keras lagi
kepada Pak Burhan dan Bu Mira.”
Pak Burhan : “Baiklah, Pak!”
Akhirnya, keluarga Pak
Jontit bias kembali tingggal di rumah Pak Burhan. Clara dan Kiara pun telah mendapat
hukuman dari ayahnya dan setelah itu, Clara dan Kiara bisa hidup akur dengan keluarga
Pak Jontit, terutama Anton dan Dewi.
Izin copas ya untuk tugas sekolah
BalasHapusWhat is the safest casino in the UK? - Dr.MD
BalasHapusThe best 충청남도 출장샵 casino in the UK is The Bally Casino. This casino 충주 출장샵 is one of the biggest and most well 순천 출장샵 known UK casinos with over 900 slot 진주 출장샵 machines, 밀양 출장마사지